Bakteri Diprogram Dengan Sensor Sirkuit Untuk Mendeteksi Penyakit
Hai minna-san, jumpa lagi di Indo Blogger.
Bagaimana kabarnya hari ini? Semoga selalu dalam keadaan baik dan sehat.
Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan perkembangan ilmu teknologi yang bisa memprogram basil untuk menjadi bio-sensor penyakit pada manusia.
Ilmu kedokteran semenjak dahulu telah menemukan bahwa tidak semua basil yang ada pada insan bersifat merusak atau merugikan. Ada yang tidak mengakibatkan apa-apa, dan ada yang malah menguntungkan. Saya akan memperlihatkan info terkait dengan penelitian yang dilakukan oleh Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang tolong-menolong sudah dipublikasikan semenjak tahun 2015, namun masih banyak yang belum mengetahui info ini.
Para peneliti di Massachusetts Institute of Technology telah berhasil memprogram basil yang ramah di dalam badan kita untuk mendeteksi penyakit ibarat kanker usus besar, gangguan kekebalan tubuh, dan mengobatinya. Mereka telah mengeluarkan sensor, sirkuit, dan switch memory untuk dikodekan dalam basil Bacteroides thetaiotaomicron, yang ditemukan di dalam usus manusia.
Para peneliti Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah menerbitkan sebuah makalah penelitian dalam jurnal Cell Systems dan menjelaskan bagaimana elemen-elemen komputasi dasar ini sanggup dikodekan dalam bakteri. Teknologi inovatif ini memungkinkan basil untuk mendeteksi sinyal di usus, dan kemudian meresponnya. Mereka juga sanggup menghafal sinyal dan sikap mereka sendiri.
Bakteri yang diprogram ini sanggup dipakai dalam deteksi dini penyakit radang usus dan perawatannya. Konsep mendeteksi penyakit ini juga sanggup dipakai di cuilan organ badan insan yang lain dengan basil yang cocok.
Menurut Timothy Lu, fokus utama pada penelitian ini yaitu dengan memanfaatkan bakteri B. thetaiotaomicron yang memang sudah ada dalam usus insan dalam jumlah yang melimpah. Timothy Lu yaitu seorang profesor Teknik Biologi, Teknik Elektro, dan Ilmu Komputer.
Para peneliti memakai teknologi CRISPR untuk mengendalikan gen basil dengan menyalakan dan mematikan sistem tersebut. Tes ini dilakukan dengan memperlihatkan semacam genetic memory pada bakteri. Namun, tim penelitu tidak mengungkapkan proses pengambilan info dari basil ini. Selain itu, penelitian lebih lanjut juga dilakukan dengan impian sanggup menciptakan sirkuit komputasi genetik tingkat lanjut.
Tom Ellis menyampaikan bahwa sudah ada penelitian lain yang sudah berbagi alat aplikasi untuk rekayasa sirkuit genetik, atau bio-sensor yang selanjutnya ditempatkan pada usus manusia. Dengan memakai basil dari genus Bacteroides alasannya yaitu paling umum ditemukan. Tom Ellis yaitu pemimpin kelompok dari Centre for Synthetic Biology di Imperial College London. Dia tidak terlibat penelitian di Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Inilah perkembangan teknologi dari dunia kesehatan yang bisa memanfaatkan sistem rekayasa komputasi untuk menimbulkan basil sebagai detektor penyakit.
Pantau terus blog ini untuk mendapat artikel-artikel menarik lainnya.
Agan juga bisa request artikel melalui form yang sudah tersedia di panel blog.
Terimakasih sudah berkunjung di blog yang sederhana ini, biar bermanfaat.
Sumber: Research Computing of Bacteria, Massachusetts Institute of Technology (MIT)
Kabar Gembira Buat kamu yang ga sengaja kunjungi Blog ini !!!
jarang-jarang kamu bisa nemuin Harga SOUVENIR se Murahini..
karena ini kami buat sengaja buat kamu yang ga sengaja berkunjung ke Blog kami dengan ulasan kami selain dari ulasan souvenir ☺️☺️☺️☺️
Nah buat kamu yang tertarik dengan Harga-harga souvenir kami, bisa langsung hubungi whatsapp kami di 081296650889 atau 081382658900
caranya screenshoot atau sertakan link url souvenir yang kamu minati pada blog ini, kirimkan kepada kami di nomer yang sudah tertera dia atas↑↑
tanpa screenshoot atau link blog kami, kemungkinan kami akan memberikan harga jual yang ada pada toko kami yang cenderung lebih tinggi tentunya
Comments/disqusion
No comments